URL : http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/monkey-ani.gif kelompok6 ipa 1: «Back Dampak Perang Gaza Terhadap Iklim Politik Israel BY JOKO
Powered By Blogger

Minggu, 25 November 2012

«Back Dampak Perang Gaza Terhadap Iklim Politik Israel BY JOKO

Kekalahan Rezim Zionis Israel di perang 8 hari Jalur Gaza membuat kondisi internal rezim ilegal ini goyah. Krisis parah politik Israel pasca kekalahan di Gaza semakin tampak. Kini Israel hanya menunggu badai politik yang pastinya sangat mempengaruhi kondisi internal rezim ilegal ini.
Gelombang kritik di dalam terhadap para pemimpin rezim Zionis khususnya Perdana Menteri Benyamin Netanyahu mengindikasikan eskalasi friksi politik di kalangan elite politik Tel Aviv. Tak diragukan lagi bahwa dampak dari kekalahan Israel di Jalur Gaza dalam menghadapi perlawanan kubu muqawama Palestina memaksa Tel Aviv mengajukan gencatan senjata. Tentu saja hal ini kian memperlebar jurang perselisihan di tubuh para pemimpin Israel dan mundurnya sejumlah petinggi dari kancah politik sebelum digelarnya pemilu parlemen mendatang.

Salah satunya adalah pencopotan Yuhanan Laweker, sekretaris keamanan Netanyahu.  Kegagalan agresi militer ke Jalur Gaza rupanya membuat Perdana Menteri Rezim Zionis Israel, Benyamin Netanyahu geram. Ia pun tak segan-segan memecat penasehatnya di bidang militer.

Seperti dilaporkan al-Alam, menyusul kekalahan Israel di agresi brutalnya terhadap Jalur Gaza dan kegagalannya menghancurkan muqawama Islam, Netanyahu memecat penasehat militernya. Di saat santernya berita mengenai ketidakpuasan warga Zionis atas kegagalan Netanyahu dalam menangani serangan ke Gaza, Kantor PM Israel menyatakan bahwa Elan Zamir diangkat menjadi penasehat bidang militer baru menggantikan Yuhanan Laweker yang dicopot. Elan Zamir selain diangkat menjadi penasehat militer Netanyahu juga merangkap sebagai kepala Staf Angkatan Darat Israel.

Kritikan pedas juga datang dari anggota parlemen yang mengecam kinerja Netanyahu dan menuntut penguduran diri sang perdana menteri secepatnya. Shaul Mofaz, Ketua Partai Kadima menyeru aksi demo besar-besaran anti Netanyahu dan mendesaknya mengundurkan diri.

Kegoncangan politik Israel saat ini menyusul kekalahan Tel Aviv dalam perang 8 hari di Jalur Gaza dan mengakibatkan popularitas serta posisi politik Netanyahu semakin buruk. Hal ini juga terpaksa diakui oleh media massa Barat yang selama ini mendukung penuh Rezim Zionis Israel.

Terkait hal ini, harian Economist mengkonfirmasikan anjloknya popularitas Netanyahi di mata warga Zionis. Posisi politik Netanyahu berkaitan erat dengan kondisi yang dialami mantan Perdana Menteri Ehud Olmert setelah kekalahan rezim ini di perang 22 Hari di Gaza di akhir tahun 2008.

Salah satu dampak politik dari kekalahan Israel di perang 22 Hari Gaza tahun 2008 adalah pengunduran diri dan tumbangnya para elite politik serta militer rezim ini serta pencopotan Olmert dari posisi perdana menteri dan kancah politk. Hingga saat ini dampak tersebut masih terasa.

Di iklim seperti ini Netanyahu dengan slogan membalas kekalahan di perang 33 Hari menghadapi Hizbullah Lebanon di tahun 2006 dan perang 22 Hari Gaza berhasil menduduki posisi perdana menteri Israel. Namun transformasi Palestina kian menujukkan kepalsuan janji Netanyahu. Di era kepemimpinan Netanyahu, militer Israel malah mengalami kekalahan yang lebih memalukan lagi. Israel kali ini hanya bertahan delapan hari di perang Gaza dan terpaksa merengek minta gencatan senjata  dan butir gencatan senjata banyak memuat usulan Palestina.

Kelahanan memalukan Israel kali ini dalam menghadapi muqawama Palestina juga meninggalkan dampak besar di arena politik rezim ilegal ini. Instabilitas iklim politik rezim ini usai kekalahannya di Gaza juga sangat mempengaruhi pemilu parlemen dini yang rencananya akan digelar 22 Januari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar