URL : http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/monkey-ani.gif kelompok6 ipa 1: MENANAM POHON UTUK MENCEGAH PEMANASAN
Powered By Blogger

Selasa, 04 Desember 2012

MENANAM POHON UTUK MENCEGAH PEMANASAN

 BY : PRATIWI AULIYAH
Pemanasan global merupakan suatu masalah serius yang dihadapi makluk hidup yang hidup di bumi. Di tengah hiruk pikuk aktivitas manusia, masalah ini sepertinya dilupakan dalam kehidupan sehari hari. Dalam berbagai forum  resmi, baik lokal, regional maupun internasional tampak tidak disingkapi secara sungguh-sungguh, lebih-lebih implementasinya tetap jauh panggang dari api.
Pemanasan global oleh negara-negara maju diberbagai forum, selama ini, termasuk Konferensi Pemanasan Global di Bangkok April 2011 yang lalu,  masih saja dijadikan komuditas politik, bahkan cenderung mengabaikan Protokol Kyoto.  Berbagai keputusan penting diambil dengan setengah hati, tanpa adanya kesepakatan yang benar-benar dapat mengurangi emisi. Negara-negara industri selalu sulit menyepakati usaha-usaha penurunan emisi yang benar-benar berdampak signifikan. Hal ini akan tampak nyata implementasinya, benar-benar tidak signifikan, lebih parah lagi dari kesepakatan yang juga tidak signifikan di dalam usaha penurunan emisi.
Peningkatan emisi yang menyebabkan berbagai pencemaran udara yang dipicu oleh beberapa sumber emisi yaitu antara lain: (1) Industri, membuang limbah berupa asap dan gas ke udara, (2) rumah tangga, membuang asap dari dapur masakan, (3) kendaraan bermotor termasuk pesawat, asap knalpot mengeluarkan asap yang tersebesar hampir di seluruh muka bumi, (4) pendingin ruangan (AC), (5) kebakaran hutan dan pembukaan lahan pertanian dengan cara membakar hutan.
Menyusutnya hutan oleh sebab pembalakan, baik legal maupun ilegal. Jumlah pohon terus berkurang setiap harinya, bahkan cenderung mengalami percepatan. Bahkan setiap jam, hutan di bumi ini berkurang lebih dari 20.000 ha, atau setara dengan ukuran dua kali lapangan sepak bola adalah penyebab berkurangnya kemampuan alam mengurangi emisi udara. Ditambah lagi kebakaran hutan yang menyebabkan berapa juta hektar musnah. Selain itu berkurangnya pohon di luar hutan,  akibat ditebang untuk keperluan perumahan dan perabot rumah tangga juga turut berperan pada merosotnya alam dalam mengurangi emisi udara.
Efek emisi udara telah menyebabkan suhu udara terus naik, tidak pernah turun. Rentang waktu tahun 1800 hingga tahun 2000, suhu udara telah naik 10C. Dari tahun 1980 hingga 2010 telah terjadi kenaikan 0,40C. (Direct Surface Mesuremens, UAH/RSS). Bahkan diprediksikan suhu udara akan terus naik jika tidak dilakukan pengurangan terhadap emisi udara, pada tahun 2050 telah naik 1-2 0C, dan tahun 2100 telah mencapai kenaikan 2,25-50C (Skenario Stres A-2) ini dapat diartikan akan terjadi bencana alam yang sangat besar dan bahkan sebagian makluk di bumi ini tidak akan bertahan hidup. Selain itu efek emisi udara juga telah menyebabkan kenaikan kandungan CO2-udara (Carbon dioxide Consentration), dicontohkan di Mauna Loa, Hawai, pada tahun 1960 yakni 310 ppm dan pada tahun 2010 yakni 390, ini berarti terjadi kenaikan 80 ppm untuk waktu 40 tahun. Kenaikan CO2-udara yang melampai ambang batas kehidupan makluk hidup tertentu akan menyebabkan kematian.
Catatan lain kenaikan suhu udara telah menyebabkan mencairnya kutub bumi, melelehnya salju abadi di Puncak Jaya
Wijaya, Papua, dan terjadi pasang laut hingga 20 cm untuk kurun  waktu tahun 1880-2000 atau 120 tahun (Tide Gauge Record) dan merupakan salah satu penyebab abrasi pantai dan rob air laut.
Suatu hal yang mesti dilakukan oleh sebab sulitnya dicapai implementasi kesepakatan di tingkat internasional, regional, maupun lokal maka diperlukan gerakan yang terus menerus dilakukan oleh masyarakat yaitu baik secara pribadi maupun kelompok. Melakukan sosialisasi tentang pohon, melakukan kegiatan penanaman pohon dan mencegah terjadinya penebangan pohon. Selain ini dapat juga melakukan penanaman tanaman di dalam pot, kalau memang tidak mempunyai lahan yang cukup untuk menanam pohon. Mendorong tercitanya arboretum atau hutan kota, menanam pohon di tepi jalan, menanam kembali hutan mangrove atau melestarikan hutan mangrove yang sudah ada, mendorong ditetapkannya hutan  lindung sekurang-kurangnya satu kabupaten atau kota mempunyai satu hutan lindung.
Jenis pohon yang ditanam, disarankan yang mempunyai kemampuan tinggi menyerap emisi udara,  misalnya antara lain: (1) Mahoni (Swietenia mahagoni) untuk menyeap kadmium (Cd), (2) Waru (Ficus sp.) untuk menyerap debu, (3) Trembesi (Cassia seamea) untuk menyerap CO2 dan lain-lain pohon dapat dipertimbangkan untuk ditanaCO2-udaram sebagai penyerap emisi udara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar